Model Manajemen Mutu: The Deming Prize (Part 1)
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Era globalisasi saat ini membawa dampak pada semakin tingginya
tingkat persaingan di segala bidang. Peningkatan kualitas, baik itu terkait
dengan produk atau layanan menjadi salah satu strategi yang digunakan dalam
rangka tetap eksis dalam persaingan ini. Bagi perusahaan-perusahaan, mereka
memperhatikan kualitas barang produksinya dengan tujuan memberi kepuasan kepada
para pelanggan. Untuk penyedia layanan/jasa pun berlomba-lomba meningkatkan
kualitas layanan mereka juga dalam rangka memberikan pelayanan yang memuaskan.
Sehingga tidaklah salah jika kualitas pada akhirnya dikaitkan dengan kepuasan
pelanggan.
Meskipun demikian, menurut Deming[1]
seperti yang dikutip oleh Nasution,[2]
kualitas adalah kesesuaian dengan kebutuhan pasar atau konsumen. Perusahaan
harus benar-benar dapat memahami apa yang dibutuhkan konsumen atas suatu produk
yang akan dihasilkan. Deming inilah yang kemudian – bisa dikatakan – sebagai
pencetus konsep jaminan mutu dan mutu terpadu.
Dalam masa awal perkembangannya, ide Deming tentang mutu terpadu
ini kurang mendapat perhatian di Amerika dan Barat, di mana penekanan industri
Amerika dan dunia Barat berada pada pemaksimalan produksi dan keuntungan.[3]
Ini berbeda dengan konsep yang ditawarkan oleh Deming dalam industrialisasi di
Jepang. Dia menganjurkan agar Jepang memulai ayunan langkah dengan mengetahui
apa yang diinginkan pelanggan mereka. Deming menganjurkan agar mereka mendesain
metode-metode produksi serta produk mereka dengan standar tertinggi.[4] Belakangan,
gagasan perbaikan kualitas ini oleh Ishikawa disebut sebagai Total Quality
Concept.[5]
Dengan konsep yang ditawarkan Deming ini, yang kemudian benar-benar
dikembangkan di Jepang. Sejak akhir tahun 1970-an, Jepang mulai berhasil
menarik minat para pelanggan. Dan ini membuat industrialisasi yang ada di
Amerika dan dunia Barat mulai mempertanyakan apa strategi yang diterapkan di
Jepang. Akhirnya mereka menyadari bahwa penerapan kualitas tertinggi pada
produk itu lebih penting dari hanya sekedar memaksimalkan produksi dan
keuntungan dengan mengesampingkan kualitas.[6]
Perhatian atas kualitas produk ini pada perkembangannya telah
memunculkan beberapa penghargaan (award) yang diberikan kepada
perusahaan-perusahaan yang telah berhasil melaksanakan Total Quality
Management (TQM). Di mana TQM ini bisa dikatakan sebagai salah satu bentuk
perwujudan dari gagasan Deming di atas. Salah satu award itu adalah
Deming Award, yang ditetapkan pada tahun 1951 untuk memperingati jasa Deming
terhadap kendali mutu Jepang.[7]
B.
Rumusan
Dari latar belakang di atas, maka rumusan
dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.
Apa
itu Penghargaan Deming (Deming Proze)?
2.
Bagaimanakah
kriteria dan tahapan untuk memperoleh Penghargaan Deming (Deming Prize)?
C.
Tujuan
Didasarkan
pada rumusan di atas, maka penulisan makalah ini memiliki beberapa tujuan,
diantaranya:
1.
Untuk
mengetahui tentang Penghargaan Deming (Deming Prize).
2.
Untuk
mengetahui kriteria dan tahapan untuk memperoleh Penghargaan Deming (Deming
Prize).
Untuk pembahasan lebih lanjut, silahkan klik di sini
[1] William Edward Deming(14 Oktober 1990 – 20 Desember 1993) adalah seorang insinyur, ahli statistik, professor, dosen dan konsultan
manajemen. Lihat http://en.wikipedia.org/wiki/W._Edwards_Deming. Diakses tanggal 01 April 2015
[2]
M.N. Nasution, Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management), (Jakarta:
Ghalia Indonesia, 2001), hlm. 16
[3]
Edward Sallis, Total Quality Management in Education, terj. Ahmad Ali
Riyadi, dkk., cet. X, (Yogyakarta: IRCiSoD, 2010), hlm. 40
[4] Ibid.,
hlm. 39
[5]
Soewarso Hardjosoedarmo, Bacaan Terpilih tentang Total Quality Management,
cet. III, (Yogyakarta: Andi, 2004), hlm. 87
[6]
Gerakan Total Quality di Amerika ini dipelopori oleh Ford Motor Company
dan kemudian diikuti oelh perusahaan-perusahaan lain, seperti 3M, Hewlett
Packard, IBM dan Xerox. Gerakan ini mereka sebut dengan berbagai nama, seperti
Total Quality Improvement, Process Related Problem-Solving, Six Sigma,
Demingism dan Total Quality Control. Lihat Soewarso Hardjosoedarmo, Op.
Cit., hlm. 104
[7]
M.N. Nasution, Op. Cit., hlm. 245
0 Response to "Model Manajemen Mutu: The Deming Prize (Part 1)"
Post a Comment