Landasan Teori Teknologi Komunikasi
A.
Pendahuluan
Sejarah telah mencatat, bahwa teknologi komunikasi dan informasi
sebagai sebuah produk dan proses telah berkembang sedemikian rupa sehingga
memengaruhi segenap kehidupan kita dalam berbagai bentuk aplikasi. Seperti yang
telah digambarkan oleh Toffler, bahwa perkembangan itu sebagai revolusi yang
berlangsung dalam tiga gelombang. Gelombang pertama timbul dalam bentuk teknologi
pertanian; gelombang kedua ditandai dengan adanya teknologi industry dan
gelombang ketiga merupakan revolusi teknologi elektronik dan informatik.[1]
Pada perkembangannya, revolusi yang ketiga di atas mempunyai dampak
yang besar bagi perubahan di masyarakat, di mana seorang pakar sosio-kultural,
Marshall McLuhan dalam Miarso,[2]
yang mengungkapkan bagaimana medium, atau proses teknologi elektrik dalam masa
kita, membentuk dan mengatur kembali pola interdependensi sosial dan segala
aspek kehidupan pribadi kita. Ia telah memaksa kita untuk mempertimbangkan dan
menilai kembali hampir semua pikiran, tindakan, dan segenap kelembagaan yang
sebelumnya kita anggap telah mapan.
Dengan kata lain, revolusi ini memaksa kita untuk membangun kembali
– jika enggan menyebutnya dengan membongkar kembali – mind-set yang telah
kita anggap benar, yang pada akhirnya akan memunculkan perubahan-perubahan
dalam segala bidang kehidupan. Perubahan-perubahan yang terjadi ini terutama
disebabkan oleh kemampuan dan potensi teknologi komunikasi tersebut, yang
memungkinkan manusia untuk saling berhubungan dan memenuhi kebutuhan komunikasi
mereka secara hampir tanpa batas. Beberapa keterbatasan yang dulu dialami
manusia dalam berhubungan satu sama lainnya, seperti faktor jarak, waktu,
jumlah, kapasitas, kecepatan, dan lain-lainnya, kini dapat diatasi dengan
dikembangkannya berbagai sarana komunikasi mutakhir.[3]
Gelombang perubahan yang dibawa oleh berkembangnya teknologi
komunikasi ini juga menghampiri dunia pendidikan, termasuk di dalamnya
pendidikan agama Islam (PAI). Sehingga dalam upayanya untuk mencapai tujuan
dari pendidikan agama Islam itu sendiri, teknologi komunikasi menyajikan
perubahan-perubahan di dalamnya. Melalui makalah ini, penulis akan
sedikit-banyak membahas tentang teknologi komunikasi yang bersinggungan dengan
ranah pendidikan agama Islam.
B.
Pembahasan
Teknologi
komunikasi dan teknologi informasi adalah dua istilah yang seringkali diucapkan
dalam nafas yang sama, karena pengertian yang terkandung pada masing-masing
istilah memang saling terkait satu sama lain. Meskipun demikian, terdapat
pembahas yang membedakan kedua istilah tersebut, di mana istilah teknologi
kumunikasi mempunyai cakupan yang lebih luas, termasuk system, saluran,
perangkat keras dan perangkat lunak dari komunikasi modern, di mana teknologi
informasi termasuk di dalamnya. Sedangkan ilmuwan lainnya membedakan teknologi
informasi dalam pengertian hardware atau perangkat keras saja.[4]
Meskipun dapat dibedakan, dalam pembahasan ini, teknologi komunikasi mencakup
pula teknologi informasi di dalamnya.
a.
Pengertian
dan Ruang Lingkup Teknologi Komunikasi
Dalam tradisi akademik, untuk
mengawali suatu pembahasan, biasanya dibahas terlebih dahulu definisi dari
sebuah topik yang akan dibahas. Oleh karenanya, untuk mengawali pembahasan ini,
akan terlebih dahulu dibahas tentang definisi teknologi komunikasi.
Istilah “teknologi” berasal
dari bahasa Yunani “thechnologia” yang menurutb Webster Dictionary
berarti “systematic treatment” atau penanganan sesuatu secara
sistematis, sedangkan “techne” sebagai kata dasar teknologi berarti “art,
skill, science” atau keahlian ketrampilan, ilmu. Jadi, ketika teknologi ini
disandingkan dengan pendidikan – misalnya -
dapat diartikan sebagai pegangan atau pelaksanaan pendidikan secara
sistimatis, menurut sistem tertentu.[5] Tidak
jauh berbeda, Gary J. Anglin, dalam Miarso,[6]
mendefinisikan teknologi sebagai penerapan ilmu-ilmu perilaku dan alam serta
pengetahuan lain secara bersistem dan menyistem, untuk memecahkan masalah.
Sementara itu, komunikasi didefinisikan
oleh Kincaid, seperti yang dikutip oleh Miarso,[7]
sebagai pertukaran informasi dari beberapa pihak yang menghasilkan pengertian,
kesepakatan, dan tindakan bersama. Sementara itu, The International
Commission for the Study of Communication Problems (1980) lebih menekankan
pengertian komunikasi sebegai proses dalam mempertukarkan berita, data,
pendapat, dan pesan antara perorangan dan masyarakat.[8]
Dari pengertian itu, setidaknya dapat diambil poin penting dari arti
komunikasi, yaitu adanya proses pertukaran, baik itu kabar, data, pendapat dan
lain sebagainya. Artinya, tidak dapat dikatakan telah terjadi komunikasi, jika
tidak ada proses pertukaran di dalamnya. Namun, menurut Colin Cherry, seperti
yang dikutip oleh Fisher,[9]
komunikasi tidaklah dimaknai sebagai suatu proses pertukaran saja, melainkan
pembentukan satuan sosial yang terdiri dari individu-individu melalui
penggunaan bahasa dan tanda, memiliki kebersamaan dalam peraturan-peraturan
untuk berbagai aktivitas pencapaian tujuan.
Sampai tahap ini, setidaknya dapat
diperoleh gambaran tentang definisi teknologi komunikasi, yaitu pelaksanaan
atau pegangan dalam berinteraksi antar individu atau kelompok dalam rangka
pembentukan satuan sosial secara sistematis, menurut sistem tertentu.
Adapun Rogers, seperti yang dikutip
oleh Zulkarimein,[10]
merumuskan definisi teknologi komunikasi sebagai peralatan perangkat keras,
struktur-struktur organisasional, dan nilai-nilai sosial dengan mana individu
mengumpulkan, mengolah dan saling bertukar informasi dengan individu lain. Lebih
lanjut, Roggers dalam Munir,[11]
mengemukakan bahwa yang dimaksud teknologi komunikasi termasuk media adalah micro
computer, teleconferencing, teletext, videotext, interactive cable television, dan
communication satellite.
1)
Micro
computer. Unit yang berdiri sendiri, di mana Central
Processing Unit (CPU) merupakan perangkat utama mikro computer yang mampu
membaca setiap perintah program komputer.
2)
Teleconferencing.
Adalah pertemuan dalam grup kecil yang berkomunikasi secara
interakitif sebanyak tiga atau lebih orang pada lokasi yang terpisah. Terdapat
tiga tipe teleconferencing ini, yaitu: video teleconferencing, audio
teleconferencing dan computer teleconferencing.
3)
Teletext.
Adalah pelayanan informasi interaktif untuk personal atau
permintaan informasi yang disajikan dalam video/layar televise di rumah. Gambar
yang ditangkap oleh layar televise diperoleh dari signal siaran televise,
pengguna harus memiliki perangkat alat penangkap siaran.
4)
Videotext. Adalah pelayanan informasi interaktif untuk personal atau
permintaan informasi dari sentral komputer dari tampilan video di layar
televise (biasanya televise penerima di rumah). Gambar/informasi yang diperoleh
cukup potensial karena bersifat tanpa batas, sesuai dengan kapasitas system
komputer yang dimiliki.
5)
Interavtive
Cable Television. Untuk
mengirimkan teks dan gambar dengan full video ke video yang ada di rumah
melalui kabel dengan tayangan-tayangan yang sesuai permintaan.
6)
Communication
satellite. Pesan yang disampaikan melalui
relay telepon, televisi penyiaran, dan pesan-pesan yang dikirimkan dari tempat
di belahan dunia manapun.
b.
Perkembangan
dan Manfaat Teknologi Komunikasi
Komunikasi manusia muncul seiring
adanya manusia. Artinya, sejarah perkembangan komunikasi dimulai sejak
kemunculan kehidupan manusia itu sendiri.[12]
Hanya saja, untuk sampai kepada perkembangan komunikasi seperti semaju yang
terjadi di abad sekarang ini, riwayatnya cukup panjang. Bell, dalam
Zulkarimein,[13]
menyederhanakan riwayat tersebut dengan menyebutkan empat revolusi yang terjadi
dalam hal hubungan manusia satu dengan lainnya, yaitu: 1) dalam hal berbicara;
2) ditemukannya tulisan; 3) penemuan percetakan dan 4) dalam hal hubungan jarak
jauh (telekomunikasi).
Kemampuan manusia berbicara dalam
rangka komunikasi antara seseorang dengan yang lain merupakan kelengkapan
atribut yang harus ada, di mana dengan bahasa ini memungkinkan
kelompok-kelompok dapat bekerjasama dan survive, serta berkembang.
Perkembangan selanjutnya adalah ditemukannya
tulisan, di mana menurut Innis, yang dikutip oleh Parker dalam Zulkarimein[14]
menyebutkan bahwa kemampuan menulis inilah yang memungkinkan terpeliharanya
struktur sosial di wilayah-wilayah kecil di Mesir Kuno pada zaman tersebut.
Lalu dengan ditemukannya papyrus (asal mula kertas) dan alat transportasi
perahu, maka pemerintah di masa itu bisa memelihara integritas masyarakat di
sepanjang Lembah Nil.
Kemudian adanya percetakan yang
semakin memudahkan manusia untuk saling berhubungan satu sama lain. Parker,
dalam Zulkarimein,[15]
menyatakan bahwa percetakan telah terbukti berfungsi sebagai basis bagi
menyebarnya kemampuan melek huruf dan merupakan pondasi untuk terselenggaranya
akitifitas pendidikan secara massa, dan bukan suatu kebetulan jika teknologi
percetakan merupakan factor kunci terjadinya Renaissance dan Revolusi Industri.
Perkembangan komunikasi yang
terakhir, yaitu perkembangan komunikasi yang memungkinkan seseorang dapat
berhubungan dengan yang lainnya tanpa terhalang/dibatasi oleh factor jarak,
kecepatan dan bahkan waktu. Kemajuan teknologi yang kita alami dewasa ini
sering disebut dengan masa teknologi elektronik, di mana komunikasi
dimungkinkan terjalin dengan bantuan elektronik.
Dari keempat tahapan revolusi
komunikasi di atas, dapat dilihat bahwa komunikasi antar sesama manusia
mengalami pergeseran antar factor, baik itu factor jarak, kecepatan, dan waktu.
Pada tahap pertama, komunikasi sangat terbatas ruang dan waktu, di mana
seseorang dapat berkomunikasi dengan orang lain ketika ia saling bertemu dan
bertatap muka. Kemudian pada tahap kedua, dengan ditemukannya tulisan, maka
komunikasi bisa terjadi tanpa ada batas ruang. Artinya, seseorang mampu
berkomunikasi dengan orang lain tanpa harus bertemu dan bertatap muka. Sampai
pada tahap keempat, yaitu adanya teknologi elektronik, di mana – seperti yang
telah disebutkan di atas – tidak terbatas oleh jarak, kecepatan bahkan waktu.
Sudah seharusnya, tiap tahapan
perkembangan komunikasi ini memiliki kelebihan dari tahap sebelum-sebelumnya.
Katakanlah tahapan tulisan tentu memiliki keunggulan dari tahapan sebelumnya.
Jika demikian, maka teknologi elektronik (teknologi komunikasi) merupakan
tahapan dalam perkembangan komunikasi yang paling unggul. Salah satu
keunggulannya adalah kemungkinan sipenerima komunikasi lebih langsung
mengendalikan pesan-pesan yang ditransmisikan. Kini, penerima komunikasi lebih
dapat menentukan pilihan-pilihan yang diinginkan atau dibutuhkannya, seperti
memperoleh informasi tentang apa yang diinginkan, serta kapan pun memerlukannya.[16]
Sudah sepantasnya, setiap teknologi
memiliki nilai tambah karena pada hakikatnya setiap teknologi, termasuk
teknologi komunikasi adalah merupakan proses untuk mendapatkan nilai tambah.
Proses itu memang menghasilkan produk yang bermanfaat. Sedangkan pemanfaatan
produk itu sendiri tidak terlepas dari unsur budaya atau sistem yang telah ada.[17]
Berikut beberapa manfaat yang diperoleh dari penggunaan teknologi komunikasi:
1)
Cepat,
yaitu satu nilai yang relative. Komputer mampu melakukan dalam sekejap mata dan
lebih cepat dibanding manusia.
2)
Konsisten,
yakni komputer mampu melakukan pekerjaan yang berulang secara konsisten.
3)
Tepat,
yaitu komputer berupaya mengesankan perbedaan yang sangat kecil.
4)
Kepercayaan.
Yaitu dengan kecepatan, kekonsistenan dan ketepatan, maka kita dapat
memperkirakan bahwa keputusan yang dihasilkannya dapat dipercaya dan hasil yang
sama bisa diperoleh berulang kali.
5)
Meningkatkan
produktifitas.
6)
Mencetuskan
kreativitas.[18]
c.
Teknologi
Komunikasi Dalam Pendidikan[19]
Teknologi komunikasi, seperti yang
telah disebutkan di atas, telah membawa perubahan-perubahan dalam tatanan
kehidupan di segala bidang, termasuk pendidikan, misalnya dalam proses
pembelajaran. Pembelajaran yang biasanya melibatkan fasilitas berupa material/fisik
seperti buku berkembang dengan memanfaatkan fasilitas jaringan kerja (network)
dengan memanfaatkan teknologi komputer dengan internetnya, sehingga
terbentuk pembelajaran “online”.
Pembelajaran dengan muatan teknologi
ini akan dapat berjalan efektif jika peran pengajar adalah sebagai fasilitator
pembelajaran atau yang memberikan kemudahan pembelajar untuk belajar buan lagi
sebagai pemberi informasi. Pengajar
bukan satu-satunya sumber informasi yang disampaikan dengan ceramah
menyampaikan fakta, data, atau informasi saja. Pengajar tidak hanya mengajar
dalam rangka mentransfer ilmu pengetahuan saja, akan tetapi juga dapat belajar
dari pembelajar. Selain itu, pengajar bukan lagi sebagai instruktur yang
memberikan perintah atau mengarahkan pembelajar, melainkan menjadi mitra
belajar (partner) yang memungkinkan siswa tidak segan untuk berpendapat,
bertanya, dan bertukar pikiran dengan pengajar.[20]
Selain peran pengajar yang mengalami
perubahan seiring berkembangnya teknologi komunikasi. Media pembelajaran, yang
menjadi sarana peningkatan kegiatan proses belajar mengajar juga mengalami
perubahan. Teknologi komunikasi bisa saja membawa banyak perubahan positif,
hanya saja perubahan itu harus bisa terakomodir dengan baik. Secanggih apapun
teknologi yang digunakan dalam media pembelajaran, pengajar tidak bisa
sertamerta memakai media berbasis teknologi komunikasi tanpa mempertimbangkan
beberapa hal berikut:
1)
Media
yang dipilih hendaknya selaras dan menunjang tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan.
2)
Aspekm
materi adalah pertimbangan selanjutnya yang dianggap penting dalam rangka
memilih media pembelajaran.
3)
Kondisi
audien (peserta didik) dari segi subjek belajar menjadi perhatian yang serius
dalam pemilihan media. Faktor umur, intelegensi, latar belakang pendidikan,
budaya, dan lingkungan menjadi titik perhatian dan pertimbangan dalam memilih
media.
4)
Ketersediaan
media di sekolah.
5)
Media
yang dipilih seharusnya dapat menjelaskan apa yang akan disampaikan kepada
peserta didik secara tepat dan berhasil guna.
6)
Biaya
yang dikeluarkan dalam pemanfaatan media harus seimbang dengan hasil yang akan
dicapai.[21]
Jika dalam pemilihan media
pembelajaran perlu memperhatikan aspek-aspek di atas. Maka, dalam teknologi
komunikasi, dimana teknologi komunikasi sebagai suatu proses, Miarso[22] menyebutkan
beberapa hal yang perlu diperhatikan, diantaranya:
1)
Proses
itu harus rasional dan efisien.
2)
Harus
menyistem, karena dalam pengerian system segala sesuatu akan mempunyai dampak
dan dipengaruhi oleh hal lain dalam lingkungannya.
3)
Harus
bersistem, yaitu mempertimbangkan segala variable yang mungkin berpengaruh
dalam menentukan prosedur tindakan agar proses itu efektif, efisien dan serasi.
4)
Melibatkan
berbagai pihak yang berkepentingan.
5)
Mengarah
pada pemecahan masalah.
6)
Memasukan
berbagai prinsip, konsep dan gagasan.
7)
Mempertimbangkan
kondisi lingkungan (lokal, nasional maupun internasional) untuk mencapai
tujuan.
Dari uraian di atas, dapat dipahami
bahwa penggunaan media pembelajaran, begitu pula kaitannya dengan teknologi
komunikasi, terdapat di dalamnya kriteria/aspek-aspek penting yang perlu
diperhatikan. Tentunya, penggunaan media pembelajaran tidak akan efektik, jika
penggunaan itu tidak disesuaikan dengan kondisi perserta didik, misalnya. Sama
halnya, keunggulan yang ditawarkan oleh teknologi komunikasi tidak akan
terlihat jika penggunaannya tidak sesuai dengan sistem yang ada atau tidak
rasional atau tidak sesuai dengan beberapa hal yang telah disebutkan di atas.
C.
Kesimpulan
Teknologi komunikasi sebagai peralatan perangkat keras,
struktur-struktur organisasional, dan nilai-nilai sosial dengan mana individu
mengumpulkan, mengolah dan saling bertukar informasi dengan individu lain.
Teknologi komunikasi memungkinkan tiap individu untuk dapat
berkomunikasi dengan orang lain tanpa dibatasi jarak, kecepatan bahkan waktu.
Ini pada akhirnya menimbulkan perubahan-perubahan yang terjadi hamper di semua
sisi kehidupan, tanpa terkecuali dalam dunia pendidikan. Dengan berkembangnya
teknologi komunikasi, pendidikan yang mulanya terbatas oleh jarak, ruang,
kecepatan dan waktu, kini menjadi tidak terbatas. Perkembangan teknologi ini
akan terus membawa nilai positif jika penggunaannya sesuai dengan
kaidah-kaidahnya tersendiri atau sesuai dengan sistemnya.
Daftar Pustaka
Asnawir dan M.
Basyiruddin Usman. 2002. Media
Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Pers
B. Aubrey
Fisher. 1986. Teori-teori Komunikasi. Terj. Soejono Trimo. Bandung:
Remaja Rosdakarya
Munir. 2010. Kurikulum
Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Cet. II. Bandung: Alfabeta
_____. 2009. Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis
Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Alfabeta
S. Naution.
1982. Teknologi Pendidikan. Bandung: Jemmars
Suleiman.
Pemanfaatan Teknologi Komunikasi Bagi Pendidikan di Negara-Negara Berkembang.
Dalam Yusufhadi Miarso,dkk. 1986. Teknologi Komunikasi Pendidikan;
Pengertian dan Penerapannya di Indonesia. Cet. II. Jakarta: Rajawali
Yusufhadi
Miarso. 2007. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Cet. III. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group
Zulkarimein
Nasution. 1989. Teknologi Komunikasi dalam Perspektif Latar Belakang dan
Perkembangannya. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia
[1] Yusufhadi
Miarso, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, cet. III., (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2007), hlm. 302
[2] Ibid., hlm.
491
[3] Zulkarimein
Nasution, Teknologi Komunikasi dalam Perspektif Latar Belakang dan
Perkembangannya, (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia, 1989), hlm. 6
[4] Zulkarimein
Nasution, Teknologi Komunikasi dalam Perspektif Latar Belakang dan
Perkembangannya, (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia, 1989), hlm. 5
[5] S. Naution, Teknologi
Pendidikan, (Bandung: Jemmars, 1982), hlm. 8
[6] Yusufhadi
Miarso, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, cet. III., (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2007), hlm. 490
[7] Yusufhadi
Miarso, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, cet. III., (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2007), hlm. 490
[8] Ibid., hlm.
491
[9] B. Aubrey
Fisher, Teori-teori Komunikasi, terj. Soejono Trimo, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1986), hlm. 11
[10] Zulkarimein
Nasution, Teknologi Komunikasi dalam Perspektif Latar Belakang dan
Perkembangannya, (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia, 1989), hlm. 5
[11] Munir, Kurikulum
Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, cet. II, (Bandung: Alfabeta,
2010), hlm. 15
[12] Zulkarimein
Nasution, Teknologi Komunikasi dalam Perspektif Latar Belakang dan
Perkembangannya, (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia, 1989), hlm. 15
[13] Ibid., hlm.
9
[14] Ibid.,
[15] Ibid.
[16] Ibid., hlm.
10
[17] Yusufhadi
Miarso, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, cet. III., (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2007), hlm. 302
[18] Munir, Pembelajaran
Jarak Jauh Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, (Bandung: Alfabeta,
2009), hlm. 38
[19] Pemanfaatan
teknologi komunikasi bagi pendidikan di Negara-negara berkembang diantaranya:
televisi pendidikan dan radiovision di Niger, televisi pendidikan di Nigeria,
pelajaran baca tulis melalui televisi di Pantai Gading, memanfaatkan media
massa untuk pendidikan guru di Aljazair, sekolah radio Honduras, televisi
pembelajaran untuk tingkat SD di Kolumbia, sekolah jarak jauh di Peru, sekolah
radio dan televisi pendidikan di Meksiko, dan pendidikan dengan media radio di
Thailand. Lihat Suleiman, Pemanfaatan Teknologi Komunikasi Bagi Pendidikan di
Negara-Negara Berkembang, dalam Yusufhadi Miarso,dkk., Teknologi Komunikasi
Pendidikan; Pengertian dan Penerapannya di Indonesia, cet. II, (Jakarta:
Rajawali, 1986), hlm. 325-338
[20] Ibid., 42
[21] Asnawir dan M.
Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002),
hlm. 15-16
[22] Yusufhadi
Miarso, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, cet. III., (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2007), hlm. 303
0 Response to "Landasan Teori Teknologi Komunikasi"
Post a Comment