Entah Apa Ini?
Dalam hidup terkadang kita dihadapkan pada posisi dimana kita harus memilih satu diantara dua pilihan yang jika kita bisa memilih semuanya, pasti akan kita pilih semua. Namun hidup tak semudah itu dan tak selamanya sesuai dengan yang kita harapkan. Karena bagaimana pun juga kita sebagai manusia biasa yang tak pernah bisa menentukan apa yang akan kita jadikan sebagai "takdir".
Hari ini bisa jadi kita bisa tertawa lepas, tapi tak ada jaminan bahwa besuk, lusa, minggu depan dan waktu-waktu sesudahnya kita akan tetap bisa tertawa. Sama halnya dengan kesedihan yang saat ini kita rasakan tidak akan selamanya menjadi kesedihan, karena kita hidup di dunia yang fana, yang tidak ada suatu kekekalan abadi di dalamnya. Namun, berkata bahwa karena dunia ini fana, lantas enggan untuk melakukan suatu kebajikan adalah bukan hal yang bijak.
Apakah hidup ini hanya untuk mencari "kebahagiaan yang egois?" Atau kah "kebahagiaan yang peduli". Peduli bahwa hidup di dunia ini bukan perkara untuk menjawab "bagaimana agar kita bahagia" melainkan untuk mencari jawaban "bagaimana agar kebahagiaan kita dapat membahagiakan siapa saja yang ada di sekitar kita"? Idealnya memang seperti itu. Akan tetapi, seperti apa yang telah kami sebutkan di atas, bahwa pada kenyataannya "we are a human, not god" yang sudah barang tentu memiliki banyak keterbatasan.
Dua pilihan berat terkadang menghampiri kita, bahkan saking beratnya membuat kita menyalahkan keadaan, "kenapa harus ada di posisi yang sulit?". Kita ingin menggugat Tuhan, bahkan kita hampir lupa posisi kita sebagai makhluk yan congkak menyalahkan Sang Khaliq yang Maha Perkasa dan Maha Bijaksana. Dalam kecongkakan itu, tiba-tiba hati kecil kita berbisik "jangan kau lupakan aku!" Itulah diri kita yang kita sering dengan bangganya menyebutnya "manusia", makhluk yang paling mulia.
Hari ini bisa jadi kita bisa tertawa lepas, tapi tak ada jaminan bahwa besuk, lusa, minggu depan dan waktu-waktu sesudahnya kita akan tetap bisa tertawa. Sama halnya dengan kesedihan yang saat ini kita rasakan tidak akan selamanya menjadi kesedihan, karena kita hidup di dunia yang fana, yang tidak ada suatu kekekalan abadi di dalamnya. Namun, berkata bahwa karena dunia ini fana, lantas enggan untuk melakukan suatu kebajikan adalah bukan hal yang bijak.
Apakah hidup ini hanya untuk mencari "kebahagiaan yang egois?" Atau kah "kebahagiaan yang peduli". Peduli bahwa hidup di dunia ini bukan perkara untuk menjawab "bagaimana agar kita bahagia" melainkan untuk mencari jawaban "bagaimana agar kebahagiaan kita dapat membahagiakan siapa saja yang ada di sekitar kita"? Idealnya memang seperti itu. Akan tetapi, seperti apa yang telah kami sebutkan di atas, bahwa pada kenyataannya "we are a human, not god" yang sudah barang tentu memiliki banyak keterbatasan.
Dua pilihan berat terkadang menghampiri kita, bahkan saking beratnya membuat kita menyalahkan keadaan, "kenapa harus ada di posisi yang sulit?". Kita ingin menggugat Tuhan, bahkan kita hampir lupa posisi kita sebagai makhluk yan congkak menyalahkan Sang Khaliq yang Maha Perkasa dan Maha Bijaksana. Dalam kecongkakan itu, tiba-tiba hati kecil kita berbisik "jangan kau lupakan aku!" Itulah diri kita yang kita sering dengan bangganya menyebutnya "manusia", makhluk yang paling mulia.
0 Response to "Entah Apa Ini?"
Post a Comment