Trend "Buka-bukaan"
Sore
tadi, sepulang dari suatu tempat menggunakan sepeda motor, saya bersebelahan
dengan seorang wanita yang sedang membonceng sepeda motor saat di lampu merah.
Penampilan bagian atas wanita tersebut cukup rapat, tapi tidak dengan
bawahannya yang hanya memakai rok mini. Sempat juga saya curi-curi pandang
(diikuti istighfar dalam hati – seingat saya ^_^).
Di
kota-kota besar, bukan hal yang sulit untuk menemukan wanita-wanita dengan
pakaian yang serba terbuka. Karena saat ini kita memang sedang berada dalam era
serba buka-bukaan. Buktinya, tidak hanya hal-hal baik dan positif yang tersaji
dalam keseharian dunia ini, tapi juga yang buruk serta negatif tersaji dengan seringnya dan begitu
gegap gembita. Media-media yang ada baik itu cetak atau elektronik akan terasa
hambar jika tidak dibumbui dengan hal-hal yang buruk dan negatif. Sebut saja
kasus korupsi, kemudian saling fitnah, saling sumpah, saling menghujat, dan
lain sebagainya yang sangat-sangat terbuka.
Saya jadi
teringat dengan salah satu tulisan (yang saya lupa siapa penulisnya) bahwa
“apakah bangsa ini sudah terlalu jauh tersesat sehingga yang benar pun menjadi
salah dan yang salah menjadi benar”. Bukankah ini pukulan yang cukup keras bagi
– kita sebagai bagian dari – bangsa ini? Bagaimana bisa kejahatan menjadi
makanan pokok yang selalu dikonsumsi oleh halayak luas tiap hari? Bagaimana
bisa sikap keterbukaan ini tidak hanya dalam hal style busana, tapi juga dalam
kejahatan-kejahatan? Mau jadi apa bangsa ini jika keterbukaan ini akan
selamanya menjadi terbuka, meski angin – entah itu angin laut, angin malam dan
sebagainya – datang menerjang, bisa-bisa bangsa ini akan terkena masuk angin,
dan meskipun akan terdengar aneh, bisa jadi masuk angin tersebut akan merenggut
nyawa bangsa ini.
Kembali ke
cerita wanita yang memakai rok mini. Ada hal yang cukup menggelikan yang
dilakukan wanita tersebut. Tiba-tiba saja ia menggaruk paha yang tak tertutup
kain, setelah itu dia menutupi kakinya dengan kain. Bagaimana tidak
menggelikan? Bukankah dia sendiri yang memilih busana yang ia kenakan, tapi
kenapa setelah dikenakan justru ditutup-tutupi?
Nah lho,
meskipun terlihat keren dan modis dengan berpakaian serba terbuka, pada
kenyataannya keterbukaan juga kadang menimbulkan ketidaknyamanan. Begitu pun
dengan yang ada di bangsa ini yang sudah mulai terjangkit virus “buka-bukaan”,
saya yakin banyak warga negara yang merasa tidak nyaman dengan sajian
buka-bukaan yang selalu tersaji dengan berbagai macam bentuknya. Maka, apa yang
harus dilakukan agar ketidaknyamanan itu bisa hilang dan berganti dengan rasa
aman dan nyaman?
Untuk menjawab
pertanyaan yang terakhir, kita tidak usah jauh-jauh memikirkan bagaimana
caranya, cukup mencontoh apa yang dilakukan wanita ber-rok mini tadi, kalau
merasa terlalu terbuka ya cepat-cepat menutupinya. Ibarat sebuah buku catatan
yang penuh dengan kejahatan, kita dengan segera menutup buku itu, dan memulai
membuka lembaran baru dan mengisinya dengan kebaikan-kebaikan. Bukankah bangsa
ini sudah terlalu banyak menyimpan catatan-catatan yang sangat kelam, bukan hal
yang mudah untuk menghapus catatan-catatan kelam itu. Jika menghapusnya adalah
hal yang sulit, kenapa tidak kita tutup saja apa yang telah menjadi sejarah
kelam bangsa ini, dan memulai kembali menorehkan catatan-catatan terbaik yang
ada di Negeri ini.[]
0 Response to "Trend "Buka-bukaan""
Post a Comment