Bahkan Kain Kafannya Masih Bersih
Salah satu bulan yang mulia dalam Islam adalah bulan Maulud (Rabi’ul
Awal). Pasalnya, pada bulan tersebut, lahir seorang yang begitu agung serta
mulia, seseorang yang menjadi Rasul (utusan) Allah SWT serta menjadi khotamul anbiya’ (penutup
para nabi). Ia adalah nabi Muhammad SAW.
Beliau lahir di Makkah pada bulan Rabi’ul Awal, tepatnya pada
tanggal 12 Rabi’ul Awal tahun Gajah. Tanggal kelahirannya itulah yang kemudian
selalu diperingati oleh sebagian umat Islam di dunia. Seperti pada tulisan
sebelumnya, bahwa kegiatan yang rutin dilakukan setiap bulan Maulud tiba adalah
pembacaan sholawat Nabi beserta riwayat beliau yang biasa disebut dengan Muludan,
dan puncak dari acara tersebut adalah tanggal 12 Maulud.
Dalam tulisan kali ini, penulis akan sedikit berbagi sebuah kisah
yang penulis dapatkan dari para sesepuh terkait dengan muludan. Konon, di
suatu daerah pernah ditemukan mayat seseorang (sebut saja Fulan) yang sudah
dimakamkan berpuluh-puluh tahun dalam kondisi masih utuh, bahkan kain kafan yang membungkus
mayat tersebut tidak rusak sama sekali dan masih bersih.
Awal cerita terkuaknya mayat si Fulan yang sudah berpuluh tahun dimakamkan
ini adalah ketika cucu si Fulan bermimpi
bertemu dengan kakeknya. Dalam mimpinya, Fulan meminta agar dilakukan penggalian
makamnya dan memindahkan jasadnya ke tempat lain. Menurut Fulan, tanah yang
digunakan sebagai makamnya itu sebagian milik desa tetangga, dan ia merasa
terganggu ketika menempati tanah yang bukan haknya. Mimpi itu tidak hanya sekali, melainkan berkali-kali dalam kurun waktu yang berdeketan. Akhirnya cucu si Fulan pun sowan kepada kyai yang ada di
daerah tersebut untuk meminta saran atas mimpi-mimpinya itu. Dari cerita-cerita yang telah diutarakan, akhirnya kyai tersebut
menyatakan bahwa mimpi-mimpi itu adalah pertanda agar jasad si Fulan dipindahkan.
Atas saran kyai tadi,
akhirnya cucu si Fulan dibantu beberapa warga membongkar makam si Fulan dan
menyiapkan liang lahat yang baru. Ketika penggalian dilakukan, semua yang hadir
dibuat tercengang serta takjub atas apa yang mereka saksikan. Jasad si Fulan
yang sudah berpuluh-puluh tahun terkubur masih dalamkeadaan utuh tak kurang
sedikitpun. Bahkan, kain kafan yang membungkus jasad itu pun masih terlihat
putih bersih. Dan yang pasti, nampak terlihat senyuman di wajah si Fulan yang
bersinar.
Setelah peristiwa itu, banyak sekali warga yang menjadi penasaran
atas apa yang dilakukan si Fulan semasa hidupnya, sehingga ketika jasadnya
telah tak bernyawa dan terkubur bertahun-tahun. Tidak ada tanda-tanda kerusakan
sedikit pun. Dari beberapa informasi yang kemudian didapatkan dari teman sebaya
si Fulan yang masih hidup diketahui bahwa semasa hidupnya, hal mencolok yang
dilakukan si Fulan adalah ia selalu tampil sebagai pembaca sholawat saat “Mahallul
Qiyam” dalam setiap kali ada Mauludan.
Mahallul Qiyam adalah saat
dimana para jamaah Mauludan berdiri bersama dengan membaca shalawat. Para
jamaah percaya bahwa saat mahallu qiyam, Nabi Muhammad SAW. hadir dalam
majlis shalawat tersebut, dan sebagai penghormatan, para jamaah berdiri dalam rangka
menyambut kedatangan beliau Baginda Rasul Muhammad SAW. Saat mahallul qiyam inilah
si Fulan selalu tampil sebagai pemimpin pembacaan shalawat. Hal itu selalu dilakukannya
ketika ada acara mauludan di daerahnya. Dan kebiasaan tersebut – serta ketaatan
dalam menjalankan kewajiban seorang Muslim – yang kemudian diyakini oleh para
masyarakat setempat yang menjadikan jasad si Fulan tetap terjaga meski jasad
itu tak bernyawa dan terkubur bertahun-tahun. Subhaanallah.
Memang, kisah tersebut tidak bisa dibuktikan kebenarannya. Meskipun
demikian, terlepas dari nyata atau tidaknya kisah di atas, setidaknya ada
pelajaran yang dapat diambil. Pertama, bahwa tidak ada yang tidak
mungkin bagi Allah SWT., Tuhan Semesta Alam yang Maha Kuasa dan Perkasa. Masih utuhnya
jasad si Fulan adalah bukti atas kuasa-Nya. Kedua, kecintaan seorang
Muslim kepada Nabi Muhammad SAW. yang menjadi kekasih-Nya akan mendatangkan
kebaikan bagi Muslim itu sendiri. Dan yang ketiga, konsisten dalam
kebaikan akan menjadikan seseorang mulia baik di sisi Allah SWT. dan dihadapan
makhluk-makhluk lainnya. Insya Allah. []
0 Response to "Bahkan Kain Kafannya Masih Bersih"
Post a Comment