Gus Dur In Memorian
Tiga
tahun sudah bangsa ini kehilangan seorang tokoh yang begitu menakjubkan, tokoh
yang benar-benar menjunjung tinggi asas kemanusian, kebebasan, kerakyatan dan
perbedaan. Mantan Presiden RI ke-empat, Abdurrahman Wahid atau yang biasa
dipanggil Gus Dur ini adalah seorang tokoh yang penuh kontroversial – bagi sebagian
orang yang memang belum bisa memahami beliau – tapi juga sosok yang menakjubkan
bagi sebagian yang memang bisa memahami serta mengerti apa yang sebenarnya diinginkan
seorang Gus Dur ini. Tepat pada tanggal 27 September 2012 kemarin adalah peringatan 1000 hari wafatnya Gus Dur.
Saya
sendiri mulai mengagumi Gus Dur justru di saat beliau telah dipanggil oleh Yang
Maha Kuasa, meskipun sebelumnya sudah mengagumi belaiau. Akan tetapi, saya
merasa benar-benar mengagumi beliau di saat beliau telah tiada. Kekaguman ini
berangkat dari ketakjuban saya saat melihat prosesi pemakaman beliau. Betapa
merindingnya melihat sekian ribu pelayat yang ingin memberikan penghormatan terakhir
padanya. Tak hanya itu, pada tanggal 30 Desember 2009, tak hanya sebagian besar
umat Islam saja melainkan juga orang-orang non-Islam merasa kehilangan sosok yang begitu
kharismatik, yang tak pernah pilih kasih terhadap semua. Tak hanya orang Islam
saja yang melakukan sholat Ghaib dan berdoa untuk gus Dur, orang-orang non-Islam
pun dengan khusyu’ mendoakan almarhum gus Dur. Inilah yang menjadikan saya
heran dan juga kagum.
Lantas,
saya mulai mencari-cari tentang siapa sebenarnya sosok yang begitu fenomenal dan
kontroversi ini melalui beberapa tulisan beliau yang sebagian telah dibukukan
atau tulisan-tulisan orang lain tentang sosok Gus Dur ini. Dan hasilnya adalah
kini saya tahu betapa menakjubkannya seorang Abdurrahman Wahid ini.
Nampaknya
tidaklah berlebihan jika ada yang mengatakan bukanlah Abdurrahman Wahid jika
tidak kontroversi. Karena memang banyak sekali entah itu pernyataan atau
tindakan Gus Dur yang kontroversi, semisal ketika beliau menolak menjadi
anggota ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia). Kemudian ketika menjadi
Presiden, beliau melakukan lawatan ke luar negeri 80 kali dalam masa
pemerintahannya, yaitu 20 bulan. Praktis jika kita rata-rata setiap satu bulan
beliau melakukan perjalanan ke luar negeri 4 kali. Gus Dur ketika menjabat
sebagai presiden juga berencana untuk menjalin hubungan bilateral dengan
Israel. Kekontroversian ini ditambah lagi dengan fakta perjalan ini
menghabiskan dana sekitar 54 Milyar. Tak hanya itu, kontroversi lainnya adalah
pengeluaran dekrit presiden pada tanggal 23 Juli 2001 tentang pembekuan MPR dan
DPR dan mempercepat pemilu serta pembubaran partai Golkar. Kita juga tentu tak
akan lupa saat Gus Dur telah lengser dari kursi Kepresidenan, beliau keluar
dari Istana Negara menggunakan celana pendek dan kaos oblong. Fenomena yang
nyaris tak terpikirkan sebelumnya tentang seorang Gus Dur yang berpenampilan
seperti itu. Selain itu, tentu masih banyak lagi hal-hal kontroversi yang
dilakukan oleh Gus Dur.
Mungkin
saya termasuk orang yang telat menerima fakta tentang arti dari beberapa
kekontroversialan seorang Gus Dur. Kenapa Gus Dur enggan masuk ke dalam ICMI
adalah karena beliau melihat ICMI ini akan membatasi tokoh-tokoh agama Islam
untuk dapat berbaur dengan tokoh-tokoh agama lain. Kemudian lawatan beliau ke
luar negeri yang oleh sebagian orang dikatakan sebagai aji mumpung adalah dimaksudkan untuk menjaga integritas NKRI. Karena
Gus Dur melihat bahwa Indonesia saat itu sedang dalam ancaman perpecahan,
karena setelah lengsernya Soeharto banyak kelompok-kelompok separatis yang
muncul untuk memecah NKRI. Oleh karena itu, Gus Dur melakukan
kunjungan-kunjungan ke negara-negara di dunia untuk mempromosikan Indonesia di
kancah Internasional.
Kontroversi
Gus Dur yang cukup mencengangkan umat Islam adalah rencana Gus Dur menjalin
hubungan bilateral dengan Israel yang notabene Yahudi dan sangat memusuhi Islam
khususnya di Palestina. Dari sinilah ada sebagian kelompok yang mengatakan
bahwa Gus Dur adalaha antek Yahudi, Gus Dur Murtad, dan tudingan-tudingan
miring lainnya. Awalnya saya juga heran dengan rencana ini, tapi akhirnya saya
tahu bahwa rencana itu bukanlah tanpa sebab. Gus Dur tidak ingin Indonesia
bergantung pada IMF dan Amerika, sedangkan Gus Dur tahu bahwa Negara yang
ditakuti Amerika adalah Israel. Oleh sebab itu, Gus Dur ingin menggandeng
Israel dan melepaskan diri dari Amerika. Rencana Gus Dur yang terekspos hanya
dibagian luarnya saja, karena hubungan tersebut akan Gus Dur maksudkan untuk
meminta Israel menghentikan serangan-serangannya ke Palestina. Tapi belum
sampai hal ini diwujudkan, kecaman dari umat Islam di Indonesia kepada Gus Dur semakin masif. Bukan berarti Gus Dur
takut dan juga tidak tegas sebagai seorang pemimpin. Karena Gus Dur tidak ingin
terjadi perpecahan umat Islam di Indonesia, maka rencana itu pun diurungkan. Sekarang
kita bisa melihat fakta dimana bangsa ini seakan-akan menjadi budak Amerika dan
kita menjadi tawanan IMF.
Kemudian
ketika Gus Dur keluar istana dengan menggunakan celana pendek dan kaos oblong
dimaksudkan agar semua elemen bangsa tidak merasa panas atas apa yang diterima
oleh Gus Dur, yakni dilengserkan dari kursi kepresidenan. Dan itu memang
berhasil meredam amarah masyarakat pro-Gus Dur. Adapun menurut putri beliau,
Yenni mengatakan bahwa tindakan Gus Dur tersebut adalah upaya terakhirnya ketika
menjadi presiden untuk lebih menentingkan substansi, bukan bungkusnya.
Ada
anggapan yang agaknya bisa dikatakan sebagai firasat atau pertanda atau hanya
sekedar kebetulan, yaitu terkait dengan Gus Dur yang memakai kaos oblong dan
celana pendek ini. Beberapa orang yang memang mengagumi Gus Dur menganggap itu
adalah sebagai firasat atau pertanda akan adanya banjir besar di Indonesia. Entah
suatu kebetulan atau memang benar-benar pertanda, pada 23 Juli 2001 Gus Dur
dilengserkan dan pada bulan Februari tahun 2002 Indonesia dilanda banjir besar.
Hampir setiap daerah di Indonesia terkena banjir, bahkan daerah yang bisanya
aman dari banjir pun tak luput dari terjangan banjir. Tapi bagi yang tidak suka
dengan Gus Dur mengatakan itu hanyalah kebetulan saja.
Sampai
saat ini, ada perasaan damai ketika melihat foto Gus Dur yang sedang tertawa. Saat
ini beliau memang telah tiada. Tapi itu hanya ketiadaan jasadnya saja. Semangat
demokrasi, pluralis, multikultur serta kemanusiaan beliau masih amat terasa
lewat tulisan-tulisan beliau dan berbagai cerita dari orang-orang yang dekat
dengan beliau.
Gus...
kami bangsa Indonesia merindukanmu. Doakan bangsa ini Gus agar menjadi bangsa
yang “Thoyyibah wa Rabbun Ghofuur”.
Amiiin. []
0 Response to "Gus Dur In Memorian"
Post a Comment