Hinaan Itu Datang Dari Dalam
Sore
ini tak sengaja saya bertemu dengan seseorang yang memakai jaket bertuliskan
“Islam Is The Best” dengan Lafadz Allah dan Muhammad – bertuliskan Arab – berada
di atas dan di bawah tulisan tersebut. Memang, kita sebagai orang Islam
haruslah bangga dengan agama kita, dan salah satu ekspresi kebanggaan tersebut
bisa berupa pemakaian atribut yang bercirikan Islam seperti memakai jaket
dengan tulisan-tulisan atau gambar dan lain sebagainya yang bernuansakan Islam.
Seperti seseorang yang sore ini menarik perhatian saya.
Saya
juga ikut bangga ketika ada orang yang juga membanggakan Islam. Tapi, saya juga
ikut jengkel semisal ada orang Islam yang mencela Islam. Beberapa waktu yang
lalu sedang panas-panasnya menentang beredarnya film “Innocence Of Muslim” yang
disinyalir telah merendahkan Nabi Muhammad SAW. selaku nabi orang-orang Islam.
Tapi, bukankah itu wajar jika orang non-Islam menjelekkan dan juga menghina
Islam. Zaman nabi Muhammad berdakwah pun demikian. Banyak non-Islam yang
menghina dan menjelek-jelekkan Islam. Bahkan tidak hanya menghina Nabi, tapi
juga sampai melukainya. Masih ingatkah kita tentang riwayat ketika nabi
Muhammad berhijrah ke Thaif untuk berdakwah? Saat itu, tidak hanya hinaan dan
cacian yang diterima nabi Muhammad, melainkan perlakuan kasar dari penduduk
Thaif juga beliau terima. Saking keterlaluannya penghinaan orang-orang Thaif,
malaikat Jibril pun tak kuasa melihatnya hingga ia eminta izin kepada Rasul
SAW. untuk mengangkat gunung dan menjatuhkannya dari atas orang-orang Thaif
yang melampaui batas itu. Tapi Nabi SAW. tidak mengizinkannya dengan alasan
bahwa orang Thaif berlaku demikian karena mereka tidak tahu tentang Islam dan
juga belum mendapat hidayah dari Allah SWT. Lantas, nabi Muhammad SAW.
mendoakan orang-orang Thaif agar mereka segera mendapat hidayah dari Allah SWT.
Lantas, ketika ada orang non-Islam yang menghina dan merendahkan umat Islam,
kenapa kita tidak meniru keanggunan sifat nabi Muhammad SAW.? Jadi, wajar saja
jika non-Islam menghina Islam, seperti halnya – sebagian – orang Islam yang
hobi menjelek-jelekkan Amerika, Israel dan sekutunya. Terkadang memang aneh,
kita jengkel dan emosi meluap-luap ketika ada yang menghina dan menjelekkan
Islam. tapi, di satu pihak kita juga – tanpa sadar – telah melakukan penghinaan
juga.
Seharusnya,
saat ini kita fokus pada penghinaan-penghinaan Islam yang justru datang dari
dalam Islam itu sendiri. Bukan bermaksud menghakimi bahwa perilaku orang yang
saya ceritakan di atas itu telah menghina Islam. Tapi, saya hanya nerasa
sedikit jengkel ketika orang tersebut yang memakai jaket bertuliskan “Islam is
The Best” tiba-tiba melanggar lampu lalu lintas. Itu memanglah hal yang sepele,
tapi mbog ya jangan ketika memakai atribut keislaman. Bukankah ini juga
penghinaan? Penghinaan bagi Islam yang dilakukan oleh orang Muslim sendiri?
Kenapa tidak ada yang protes? Kemudian, korupsi yang menjamur di Indonesia yang
kebanyakan adalah orang-orang Islam dan tak jarang sudah berangkat ke tanah
suci berkali-kali, bukankan mereka juga menghina dan merendahkan islam? Tapi
apa? Apakah kita pernah mendengar demo besar-besaran ormas Islam yang menolak
korupsi? Pada dasarnya, ini lebih menghina Islam dibanding dengan hinaan
non-Islam terhadap Islam. Sungguh aneh bukan?.
Saya
memang menyadari bahwa terkadang saya juga melakukan hal-hal kecil yang ada
kemungkinan itu menodai serta menghina Islam. akan tetapi, paling tidak
kejadian sore ini menyadarkan saya bahwa terkadang kita memang melupakan
hal-hal kecil yang ternyata tanpa kita sadari merupakan hal-hal yang dapat mendatangkan
akibat-akibat besar yang tak terbayangkan. Seperti – yang telah saya tulis
sebelumnya – tentang baut ban mobil yang sangat kecil itu bisa mengakibatkan kecelakaan yang sangat fatal jika sesuatu yang kecil itu
tidak ada.
Sekali
lagi, tulisan ini bukan untuk mengklaim siapa salah siapa benar. Siapa pantas
mengkritik, siapa pantas dikritik. Siapa pantas dijelekkan, siapa yang pantas
menjelekkan. Melainkan sebagai introspeksi diri saya sendiri dan semoga juga
mampu menular kepada yang lainnya. Bukankah orang yang kita temui itu bisa
menjadi cermin pada perilaku diri kita? Jika kita melihat seseorang yang
berlaku kurang baik, maka tak seharusnya kita melakukan hal tersebut, karena
bisa jadi kritikan kita saat ini suatu saat bisa kembali lagi ke kita jika kita
tak mau bercermin. Begitu pun jika kita melihat seseorang yang berperangai
baik, maka hendaknya kita mau berperilaku seperti itu. Amiiin. []
0 Response to "Hinaan Itu Datang Dari Dalam"
Post a Comment