Gagal Sejak Dini
Tidak ada manusia yang tidak pernah mengalami kegagalan. Minimal kegagalan
di masa kecil, yaitu ketika seorang anak sedang belajar berjalan. Karena seperti
yang kita ketahui, bahwa manusia terlahir dalam keadaan yang tidak punya daya
upaya, hanya bisa menangis dan berbaring saja, begitu pun dengan kita. Tapi,
apakah saat itu kita hanya diam saja dengan ketidak berdayaan itu?
Dari waktu ke waktu, tubuh kita semakin tumbuh dan berkembang, dan
bersamaan dengan itu kita mulai mampu mengatasi ketidakberdayaan dengan tak
henti-hentinya untuk terus belajar. Awalnya kita tak mampu duduk, kemudian kita
terus belajar untuk duduk hingga akhirnya kita pun dapat duduk. Kemudian,
setelah kita bisa duduk, kita ingin bisa berjalan, hingga akhirnya setelah
belajar berjalan kita bisa berjalan dan bahkan berlari. Tapi, apakah ketika
kita belajar, kita langsung bisa tanpa ada kegagalan? Apakah kita tak pernah
jatuh ketika mencoba untuk menyangga tubuh kita dengan kedua kaki kita yang
masih mungil dan mencoba langkah demi langkah? Nampaknya amat mustahil jika ada
anak kecil yang tak pernah jatuh ketika belajar untuk berjalan.
Mario Teguh pernah mengatakan bahwa tidaklah penting kita
menghitung berapa kali kita gagal, tapi yang terpenting adalah berapa kali kita
bisa bangkit dari kegagalan. Kata-kata yang sangat inspiratif untuk membangun
kepercayaan bahwa gagal itu biasa. Tapi, bangkit dari kegagalan itulah yang
amat luar biasa. Dan segala yang luar biasa itu akan selalu berbuah keindahan
dan kebahagiaan. Apakah ketika kita
sedang belajar berjalan akan jera dan tidak ingin belajar lagi ketika kita
terjatuh dan terluka? Jika memang demikian, pastinya saat ini kita belum bisa
berjalan. Bukankah dengan kita bisa berjalan merupakan keindahan yang teramat
agung? Dengan berjalan, kita bisa menjejakkan kaki-kaki kita di atas hijaunya
rumput. Dengan berjalan, kita bisa menikmati keindahan ciptaan-ciptaan Allah
SWT. Tentu kita bisa bayangkan jika saja kita tak bisa berjalan. Hanya bisa
terdiam dan tertahan.
Seiring berjalannya waktu. Permasalahan yang dihadapi manusia
semakin kompleks. Jika dulu ketika masih kecil, masalahnya hanya tidak bisa
berjalan, tidak bisa makan sendiri, masih suka pipis di celana, dan lain-lain. Kini,
permasalahan yang dihadapi semakin rumit. Mulai dari permasalahan di bangku
sekolah, keluarga, masyarakat, dan lain sebagainya. Kita juga tak jarang
dihadapkan pada kegagalan-kegagalan dalam hidup baik itu gagal dalam
berprestasi, gagal dalam melaksanakan amanat, dan lain sebagainya. Saat gagal
seperti itulah kita hendaknya mengembalikan diri kita ke masa kecil kita yang
tak akan menyerah meraih cita-cita meski kegagalan sering bertamu pada kita.
Tanpa kita sadari, kita telah dihadapkan pada kegagalan sejak dini.
Dan yang menakjubkan adalah sejak dini pula kita sudah bisa mengatasi kegagalan
demi kegagalan dengan selalu mencoba, mencoba, dan mencoba hingga apa yang
menjadi keinginan kita bisa tercapai. Terkadang, muncul pertanyaan dalam benak
saya, apakah semakin bertambah umur, manusia semakin melupakan satu sesuatu
yang berharga yang sudah dimilikinya sejak kecil? Saya bertanya demikian karena
memang saya sendiri merasakan betapa saya saat ini terlalu lemah jika harus
dihadapkan pada sebuah kegagalan. Padahal sudah tak terhitung lagi berapa kali
saya sering mendengar “Kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda”. Semoga mulai
saat ini kata-kata itu bukanlah sekedar utopia belaka, dan sebenarnya
itu memang bukanlah sekedar utopia, melainkan sebuah kata-kata yang
teramat bijak untuk didengar, dihayati, dan diwujudkan. Semoga. []
0 Response to "Gagal Sejak Dini"
Post a Comment