Belajar dari PELANGI
Apakah ada
yang keberatan jika ada yang mengatakan bahwa perbedaan itu adalah Sunnatullah? Silahkan jika
memang ada yang keberatan, karena dengan adanya yang keberatan itu berarti
semakin menguatkan bahwa perbedaan memanglah akan selalu menghiasi kehidupan di
dunia ini. Berapa banyak perbedaan di dunia ini yang bisa kita sebutkan? 20?
30? 40? Atau berapa? Sudah dapat dipastikan bahwa sebuah kemustahilan jika kita
mampu menghitung perbedaan di dunia ini.
Perbedaan
memang akan selalu ada dan kita sebagai manusia tak dapat menghindarinya. Tapi
apakah perbedaan itu harus dihindari? Perbedaan itu bukan untuk dihindari, tapi
dihadapi dengan sikap yang bijak. Berapa kali kita menyaksikan baik di
media-media elektronik maupun cetak atau menyaksikan langsung di sekitar kita
orang-orang yang menghadapi perbedaan dengan sikap kurang bijak, semisal
menghakimi/ menyerang pihak-pihak yang kurang sepaham dengan dirinya. Padahal
belum tentu orang yang menghakimi lebih baik dan benar dari pada yang dihakimi.
Kita semua
tentu tahu bahwa perbedaan itu bermacam-macam. Ada perbedaan suku, ras, agama,
dan lain-lain. Untuk yang terakhir disebutkan – yakni agama – perlu kita
renungkan kembali. Berapa banyak kasus-kasus pertikaian sesama umat Islam hanya
dikarenakan persoalan perbedaan pendapat dalam memahami Islam – karena pada
dasarnya Islam itu tetaplah satu, hanya saja pemahaman tentang Islam dari
tiap-tiap muslim/ kelompoklah yang berbeda. Cobalah kita bertanya pada diri
kita masing-masing, bagaimana bisa seorang muslim dengan muslim lainnya yang
bertuhankan Allah SWT., bernabikan Muhammad SAW., dan mempunyai pedoman yang
sama yaitu al-Qur’an dan as-Sunnah saling mencaci dan menghina? Apakah nabi
Muhammad SAW. pernah mengajarkan kepada umatnya untuk menyikapi perbedaan
dengan kekerasan?
Sering kita
dengar bahwa Islam itu “Rahmatan Lil ‘Alamin”. rahmat bagi seluruh alam.
Bisa kita bayangkan bahwa kerahmatan Islam itu bukan hanya untuk orang Islam
saja, tapi untuk semua alam, sekali lagi
untuk semua alam. Tapi apa yang kita dapati akhir-akhir ini, alih-alih untuk
semua alam, untuk sesama muslim saja kerahmatan itu menjadi hal yang sangat
mahal dan langka.
Kita
seharusnya dapat belajar dari “pelangi”. Kita tentu tahu apa itu pelangi,
fenomena langit yang terjadi setelah hujan turun pada siang hari. Coba kita
renungkan betapa cantik dan anggunnya pelangi tersebut, dengan perpaduan warna
yang begitu indah. Bukankah kita dapat melihat perbedaan-perbedaan warna yang
sangat mencolok pada pelangi? Tapi, bukankah memang dengan perbedaan itulah
yang membuat pelangi terlihat cantik dan anggun? Kenapa kita tidak mengambil
pelajaran darinya? Apa jadinya jika pelangi itu hanya satu warna, apakah akan
tetap seanggun dan secantik ketika beraneka warna? Begitu pun dalam kehidupan
Islam ini. Islam itu ibarat pelangi yang di dalamnya memang ada
perbedaan-perbedaan warna. Islam itu menjadi cantik dan anggun jika warna-warna
dalam Islam tidak saling memaksakan diri untuk mempengaruhi warna-warna yang
lain. Apalagi jika kita ingat firman Allah SWT., yang artinya: “tidak ada
paksaan dalam agama.”
Selain perbedaan
warna, hal lain yang menjadikan pelangi itu cantik dan anggun adalah saling
berdampingannya tiap-tiap warna yang berbeda itu. Coba saja kita bayangkan jika
pelangi itu warnanya saling menjauh antara satu dengan lainnya. Meskipun tetap
kelihatan cantik dan anggun, tapi setidaknya dibandingkan dengan warna yang
saling berdampingan, tetaplah lebih cantik dan anggun pelangi yang warnanya
saling berdampingan. Islam pun demikian, jika kita sudah menyadari bahwa dalam
Islam itu terdapat bermacam warna di dalamnya, maka tugas kita adalah
menjadikan warna-warna itu saling berdampingan secara harmonis, bukan saling
menjauh. Jadi, ketika kita mampu menjadikan warna-warna dalam Islam itu
berdampingan, maka kita akan melihat betapa CANTIK dan ANGGUN-nya Islam yang
menjadi rahmat bagi seluruh alam.
Kesimpulannya
adalah kita hendaknya belajar dari pelangi. Meskipun warnanya berbeda-beda,
tapi tetap berdampingan. Ketika perbedaan itu berdampingan, bukan keburukan
yang akan nampak, melainkan kecantikan dan keanggunan. Mari kita tunjukkan pada
dunia betapa cantik dan anggunnya Islam dengan menjadikan perbedaan itu sebagai
perekat, bukan pemisah. []
0 Response to "Belajar dari PELANGI"
Post a Comment