"Setan Jempol"


Kisah ini terjadi di Pondok Pesantren, sebut saja Pon-Pes Al-Hidayah. Bukan rahasia lagi bahwasanya di Pon-Pes ini ada misteri “Setan Jempol” yang ada di WC Pon-Pes yang selalu menggoda santri-santri. Tiap kali ada santri yang buang hajat di malam hari, maka hampir dipastikan akan diganggu oleh “Setan Jempol” ini. Penampakan “Setan Jempol” ini adalah berupa tangan yang mengacungkan jempolnya, biasanya keluar dari bak mandi (kulah) yang ada di kamar mandi/ WC. Jadi, tiap kali ada yang sedang buang hajat, tiba-tiba dari dalam bak mandi muncullah tangan yang mengacungkan jempolnya. Tangan ini pun tentunya tanpa anggota badan yang lain. Jadi memang tangan-tangan saja yang nampak.
“Setan Jempol” ini cukup meresahkan para penghuni Pon-Pes, tak terkecuali pengasuh Pon-Pes sendiri. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengusir setan yang ada di WC Pon-Pes itu. Namun, tetap saja “Setan Jempol” itu tak mau pergi dari tempat tinggalnya, yakni WC di Pon-Pes Al-Hidayah ini.
Suatu hari, Pon-Pes ini kedatangan santri baru yang masih lugu, sebut saja Amir. Sebagai santri baru, tentunya Amir harus beradaptasi terlebih dahulu dengan lingkungan barunya. Hari demi hari dilalui Amir dengan penuh suka cita. Temannya pun semakin hari semakin bertambah dan semakin akrab.
Sore itu, di serambi masjid, Amir dan teman-temannya sedang bercakap-cakap. Satu persatu mulai bercerita tentang pengalaman-pengalaman masing-masing. Tak jarang mereka tertawa terbahak-bahak ketika ada cerita lucu yang disampaikan salah satu temannya.
Keakraban khas anak pesantren kala itu sangatlah terasa. Kemudian, salah satu teman Amir (Ni’am alias Bogel) bercerita tentang “Setan Jempol” yang ada di WC Pon-Pes Al-Hidayah. Singkat cerita, Amir pun tertarik untuk uji nyali bertemu dengan “Setan Jempol” dan ingin mencoba mengusir setan itu. Teman-teman Amir tertawa mendengar niatan Amir yang ingin mengusir “Setan Jempol” itu. Mereka tertawa bukan tanpa alasan, mereka tahu bahwa sudah berkali-kali pihak pesantren mencoba mengusir setan itu, tapi tetap saja setan itu masih betah menghuni WC tersebut. meskipun ditertawakan teman-temannya, Amir tak mengurungkan niatnya.
Malam harinya, setelah Amir absen jam malam, ia duduk-duduk di teras pesantren bersama Bogel, dengan ditemani secangkir kopi kental dan sebungkus kacang kulit, mereka menunggu tengah malam. Jam pun mulai berdenting sebanyak 12 kali. Sekitar 15 menit kemudian Amir beranjak dari tempat duduknya meninggalkan Bogel sendiri di depan gelas kopi kental yang kini hanya menyisakan ampas kopi. Bogel menatap Amir yang semakin lama semakin kecil dan akhirnya hilang ditelan kegelapan malam.
Dengan perasaan was-was, Amir pun memberanikan diri untuk melangkah masuk ke dalam WC yang ada dipojok dengan harapan ia dapat bertemu dan dapat pula mengusir “Setan Jempol” yang selama ini meresahkan penghuni Pon-Pes. Secara kebetulan, Amir pun ingin buang hajat. Jadi, sambil menunggu “Setan Jempol” ia pun buang hajat.
Detik berlalu menjadi menit. Perasaan Amir pun semakin tak karuan. Bulu kuduknya pun perlahan mulai berdiri. Dan secara tiba-tiba, dari dalam bak mandi muncullah tangan yang sedang mengacungkan jempolnya. Amir pun merasa ketakutan, rencananya  ketika “Setan Jempol” ini muncul, Amir akan membacakan do’a-do’a dan ayat-ayat suci Al-Qur’an yang telah dihafalnya. Tapi, Amir ingat bahwa dia saat itu sedang buang hajat dan tidak mungkin ia membaca ayat-ayat Al-Qur’an dalam keadaan sedang berhajat. Amir ingin berteriak, tapi suara teriakannya tertahan di tenggorokannya. Amir pun ingat akan niatnya dating ke WC malam itu. Akhirnya, secara tiba-tiba muncullah ide cemerlang. Di saat “Setan Jempol” sedang mengacung dengan gagahnya, Amir pun dengan secepat kilat mengacungkan jari kelingkingnya ke arah “Setan Jempol” itu. Dan ajaib, “Setan Jempol” itu pun akhirnya hilang seketika.
Setelah kejadian itu, tidak ada lagi santri yang dihantui “Setan Jempol” ketika sedang hajat di WC. Semua santri merasa lega dan juga heran. Lega karena kini mereka dapat buang hajat dengan tenang di malam hari. Heran dengan cara Amir mengusir “Setan Jempol” itu. Bogel pun merasa heran, akhirnya bertanya kepada si Amir tentang cara si Amir mengusir “Setan Jempol”. Amir akhirnya bercerita bahwa yang mengalahkan “Setan Jempol” itu tak lain dan tak bukan adalah jari kelingkingnya. Karena kita semua tahu, dalam peratuiran suit, jempol selalu dikalahkan dengan kelingking. "Jadi tak perlulah kita membacakan do'a-do'a pengusir hantu untuk mengusir "Setan Jempol" ini, cukup gunakan jari kelingkingmu dan kau akan melihat setan itu akan menghilang dengan sendirinya", kata Amir. Hahahahahahahhahahaha....tawa mereka berdua.

Kami tegaskan bahwa cerita ini fiksi dan mungkin ada versi-versi “Setan Jempol” lainnya yang agak berbeda dengan yang telah kami ceritakan.

0 Response to ""Setan Jempol""

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel